Sabtu, 11 Juni 2011

Upaya Stabilisasi Harga Cabai dengan Budidaya Diluar Musim dan Penanganan Penyakit dengan Menggunakan Ekstrak Lengkuas dan Daun Sirsak

Upaya Stabilisasi Harga Cabai dengan Budidaya Diluar Musim dan Penanganan Penyakit dengan Menggunakan Ekstrak Lengkuas dan Daun Sirsak
Oleh
Luh erny wati
0813041040
Abstrak
Cabai adalah salah satu tanaman yang sangat diperlukan oleh masyarakat, ditandai dengan permintaan yang semakn meningkat. Sedangkan daerah yang memprokuksi cabai belum mampu untuk memenuhi permintaan konsumen yang semakin meningkat tersebut. Hai ini disebabkan karena kurangnya pengelolaan lahan baik secara ekstensifikasi maupun secara intensifikasi baik dari segipemupukan, pemberantasan hama dan yang lainnya. Cabai adalah tamanan musiman yang biasanya ditanam dan dipanen pada musim kemarau yaitu dari bulan April-Oktober. Ketika musim kemarau karena banyaknya pasokan cabai meyebabkan harga menjadi menurun, sedangkan pada musim penghujan harga cabai melonjak tinggi karena kurangnya pasokan. Untuk mengantispasi adanya fluktuasi harga yang terlalu tinggi antara musim hujan dan musim kemarau maka perlu dilakukan penanaman cabai sepanjang musim. Penanaman cabai pada musim hujan memang relative sulit namun dapat dilakukan dengan menggunakan atap dari plastic, mulsa plastic transparan atau hitam perak, dan pengaturan tinggi bedeng. Selain itu untuk masalah penyakit dan hama yang biasanya mengganggu cabai pada musim hujan dapat diatasi secara tradisional. Untuk penyakit yang antraknosa dapat diatasi dengan menggunakan larutan lengkuas, dan untuk hama misalnya trips dapat diatasi dengan menggunakan larutan daun sirsak. Dengan penamanan cabai diluar musim ini diharapkan dapat mengingkatkan stabilitas harga cabai.
Kata kunci: cabai, luar musim, lengkuas, daun sirsak

Abstrac
Chilli is one of plant which indispensable by society, marked by requisition that semakn increases. Meanwhile region that memproduksi chilli can't yet for meeting see dammed hell first consumer that progressively increases that. This hi is caused since its reducing good farm management ekstensifikasi's ala and also good intensification ala of dunging facet, pest remove and another one. Chilli is seasonal tamanan one usually being planted out and is harvested on dry season which is of October month of April. While is dry season because a lot of chilli supply meyebabkan price becomes menurun, meanwhile on penghujan's season melonjak's chilli price high because reducing it supply. To anticipate marks sense price fluctuation that overestimates among rainy season and dry season therefore needs to be done by chilli instilling along season. Chilli instilling on rainy season really relative is hard but get by use of been done roof from plastic, plastic's mulch transparent or black silver, and barracks tall arrangement. Besides for disease and pest problem that usually trouble chilli on rainy season can settle traditional ala. For disease what does antraknosa get by use of been settled alpina galanga solution, and for pest e.g. trips can be settled by use of soursop leaf solution. With openair chilli instilling this season is expected gets mengingkatkan chilli price stability.
Key word: chilli, season extern, alpina galanga, soursop leaf

1.      PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Cabai adalah salah satu tanaman yang sangat diperlukan oleh masyarakat,  itu ditandai dengan semakin  meningkatnya permintaan akan cabai.  sedangkan daerah-daerah penghasil cabai belum mampu untuk memenuhi permintaan konsumen yang terus meningkat. Kendala utama rendahnya produksi dari cabai itu sendiri hal ini  diakibatkan oleh kurangnya pengelolaan lahan baik secara ekstensifikasi maupun secara intensifikasi. Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi cabai  adalah  dengan pengolahan lahan yaitu salah satunya melalui pemupukan. Selain itu rendahnya produksi cabai di pasaran diakibatkan oleh cara budidaya yang kurang tepat, adanya serangan hama dan penyakit, dan kekurangan unsur mikro.
Cabai atau lombok merupakan tanaman sayuran buah semusim dan termasuk jenis tanaman hortikultura (Rismunandar, 1984), yang diperlukan oleh seluruh lapisan masyarakat sebagai penyedap masakan dan penghangat badan. Dari hal tersebut lebih dikenal sebagai sayuran rempah atau bumbu dapur.
Produksi nasional cabai rata rata setiap tahunnya adalah 217.351 ton (Hendro, 2002). Oleh karena kebutuhan atau konsumsi yang semakin meningkat dan persebaran produksinya tidak merata sepanjang tahun di seluruh daerah, yang  menyebabkan harga cabai tidak stabil dan tidak merata. Di suatu daerah harga cabai dapat mencapai harga yang sangat tinggi dan di daerah lain sangat murah. Stabilitas harga cabai di pasar sangat dirasa sulit, terutama bagi para petani. Misalnya pada hari hari besar (hari raya) dan pada saat tanam (paceklik), harga cabai melonjak sampai beberapa kali harga pada hari biasa. Tetapi sebalinya, pada hari hari panen harganya merosot jauh dibawah rata rata harga pasar yang tidak jarang menyebabkan petani cabai mengalami kerugian.
Pada bulan oktober-desember dan februari-april harga cabai di beberapa kota besar pada umumnya meningkat. Hal ini sesuai dengan kenyataan, pada bulan bulan tersebut adalah musim hujan lebat. Sehingga tidak banyak orang bertanam cabai, akibatnya hasil panen (persediaan) cabai rendah (paceklik), sedangkan permintaan bertambah hal ini sangat berdampak terhadap harga cabai dipasaran.
Selama ini budidaya cabai diusahakan secara musiman (seasonal), yang pada umumnya dilakukan pada musim kemarau (April-Oktober), sehingga mengakibatkan produksi dan harganya berfluktuasi sepanjang tahun. Untuk mencegah terjadinya fluktuasi produksi dan fluktuasi harga yang sering merugikan petani, maka perlu diupayakan budidaya yang dapat berlangsung sepanjang tahun antara lain melalui budidaya di luar musim (off season). Dengan melakukan budidaya di luar musim dan membatasi produksi pada saat bertanam normal sesuai dengan permintaan pasar, diharapkan produksi dan harga cabai dipasar akan lebih stabil. Tanaman ini cocok ditanam baik di daerah dataran tinggi maupun daerah dataran rendah. Dalam pembudidayaan cabai dilakukan melalui beberapa langkah yaitu melakukan penyiapan benih, penyiapan lahan, penanaman, pemeliharaan yang meliputi pengairan, pemupukan dan penyiangan, pengendalian hama dan penyakit dan pemanenan.
Salah satu masalah yang sering dihadapi oleh para petani adalah masalah hama dan penyakit yang menyerang tanaman. Terlebih lebih hama yang sangat mematikan. Begitu juga halnya dengan tanaman cabai tidak dapat dilepaskan dari yang namanya penyakit. Jika dilihat banyak jenis penyakit yang menngagu tanaman cabai mulai dari serangga, jamur, dan penyebab penyakit lainnya. Para petani biasanya mengatasi masalah penyakit ini dengan melakukan penyemprotan dengan menggunakan bahan kimia yang bisanya dibeli dengan harga yang relative mahal, sehingga akan menurangi jumlah keuntungan yang akan didapat.
Hal inilah yang mendasari penulisan untuk mengkaji lebih mendalam lagi mengenai budidaya cabai diluar musim dan cara mengatasi penyakit yang  menyerang tanaman cabai dengan menggunakan bahan dari alam yakni lengkuas dan daun sirsak yang dapat dibuat sendiri oleh petani sehingga dapat memilimalisir pengeluaran dan meningkatkan penghasilan yang diperoleh. Dengan penerapan teknologi budidaya yang tepat serta perawatan yang optimal maka cabai merah yang ditanam di musim penghujan, diharapkan dapat menghasilkan cabai merah yang produksi dan kualitasnya tidak kalah dibanding dengan produksi cabai yang ditanam pada musim kemarau.
1.2  Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat penulis uraikan rumusan masalah sebagai berikut:
  1. Bagaimana syarat tumbuh cabai?
  2. Bagaimanakah budidaya cabai di luar musim?
  3. Bagaimanakah cara menangani serangan penyakit pada cabai dengan mengunakan lengkuas dan daun sirsak?
1.3  Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penulisan artikel ini adalah:
1.    Untuk mengetahui syarat tumbuh cabai.
2.    Untuk mengetahui budidaya cabai di luar musim.
3.    Untuk mengetahui cara penanganan penyakit pada cabai dengan menggunakan lengkuas dan daun sirsak.
1.4  Manfaat Penulisan
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penulisan artikel ini adalah:
1. Dapat memberikan wawasan yang lebih luas khususnya kepada  petani cabai mengenai cara-cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan biomassa dan produksi cabai khususnya dimusim penghujan agar dapat menghindari terjadinya fluktuasi harga yang sangat tinggi.
2. Sebagai bahan diskusi dalam pembelajaran biologi khususnya dalam mata kuliah hortikultura.
2.      METODE PENULISAN
Dalam penyusunan artikel ini, metode pengumpulan data yang penulis gunakan adalah teknik telaah pustaka. Melalui teknik ini penulis mencari dokumen yang berhubungan dengan materi yang dikaji. Untuk memperkaya tulisan, penulis juga mencari materi-materi yang relevan dengan masalah yang dikaji melalui situs internet.
3.      HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1  Syarat Tumbuh cabai
3.1.1 Syarat Iklim
Pada umumnya cabai dapat ditanam di dataran rendah sampai pegunungan (dataran tinggi) + 2.000 meter dpl yang membutuhkan iklim tidak terlalu dingin dan tidak terlalu lembab. Temperatur yang baik untuk tanaman cabai adalah 240 - 270 C, dan untuk pembentukan buah pada kisaran 160 - 230 C. Setiap varietas mempunyai daya penyesuaian tersendiri terhadap lingkungan tumbuh.
Cabai termasuk salah satu tanaman yang tidak terlalu suka akan air hujan (Pracaya:1993). Bila terlalu banyak hujan, pertumbuhan lombok akan meenjadi kurang baik yang menyebabkan penbentukan buah menjadi berkurang dan menyebabkan buah banyak yang rontok. Tanah yang tergenang air walaupun dalam waktu yang tidak terlalu lama, dapat menyebabkan rontoknya buah cabai.
Penanaman cabai pada waktu musim kemarau dapat tumbuh dengan baik, asalkan mendapat penyinaran yang cukup. Temperatur yang baik untuk cabai adalah sekitar 200C-250C. Bila temperatur sampai mencapai 350 C akan menyebabkan pertumbuhan cabai menjadi kurang baik. sebaliknya, bila temperature berada dibawah 100C, juga akan mengakibatkan pertumbuhan cabai menjadikurang baik dan bahkan bisa mati.
Cabai ada yang dapat tumbuh sampai ketinggian ±2000 m diatas permukaan laut. Tetapi bila udara sangat dingin sampai embun membeku menyebabkna tanaman cabai mengalami kematian.
Curah hujan pada waktu pertumbuhan tanaman sampai akhir pertumbuhan yang baik sekitar 600-1250 mm. bila curah hujan berlebihan dapat menimbulkan penyakit. Sedangkan, kekurangan hujan, dan tidak ada pengairan juga dapat membuat tanaman cabai menjadi kerdil. Kelembaban yang rendah dan temperature yang tinggi menyebabkan penguapan tinggi, sehingga tanaman akan kekurangan air. Akibatnya, kuncup bunga dan buah yang masih kecil banyak yang rontok.
3.1.2 Syarat Tanah
Hampir semua jenis tanah yang cocok untuk budidaya tanaman pertanian, cocok pula bagi tanaman cabai. Untuk mendapatkan kuantitas dan kualitas hasil yang tinggi, cabai menghendaki tanah yang subur, gembur, kaya akan organik, tidak mudah becek (menggenang), bebas cacing (nematoda) dan penyakit tular tanah. Kisaran pH tanah yang ideal adalah antara 5.5 - 6.8, karena pada pH di bawah 5.5 atau di atas 6.8 hanya akan menghasilkan produksi yang sedikit (rendah). Pada tanah-tanah yang becek seringkali menyebabkan gugur daun dan juga tanaman cabai mudah terserang penyakit layu. Khusus untuk tanah yang pH-nya di bawah 5.5 (asam) dapat diperbaiki keadaan kimianya dengan cara pengapuran, sehingga pH-nya naik mendekati pH normal.
Pada pH tanah asam, ketersediaan unsur-unsur Fosfor, Kalium, Belerang, Kalsium, Magnesium dan Molibdinum menurun dengan cepat. Pada pH tanah basa akan menyebabkan unsur-unsur Nitrogen, Besi, Mangan, Borium, Tembaga dan Seng ketersediaannya relatif menjadi sedikit. Cabai yang ditanam pada tanah asam pada umumnya keracunan unsur Alumunium (Al), Besi (Fe) dan Mangan (Mn). Sebaliknya pada pH basa, jumlah unsur bikarbonat cukup banyak untuk merintangi penyerapan ion lain, sehingga dapat menghalangi pertumbuhan tanaman secara optimum.
3.2  Budidaya cabai di luar musim
Tanaman cabai termasuk jenis tanaman yang tidak terlalu menyukai air hujan, tidak menyukai tempat-tempat yang airnya menggenang apalagi tanah yang becek karena akan menimbulkan penyakit dan terkadang dapat mematikan tanaman. Tetapi di lain pihak tanaman ini sangat memerlukan air terutama pada masa  pertumbuhannya. Di samping itu cabai ini memerlukan tempat yang beriklim kering dan suhunya yang cukup hangat. Temperatur yang baik untuk tanaman cabai adalah 200C-270C., dan untuk pembentukan buah pada kisaran 160 - 230 C. dengan memperhatikan syarat-syarat tersebut, maka tanaman ini cocok di tanam pada musim kemarau dengan disertai pengairan yang baik. Pada umumnya musim kemarau jatuh pada bulan April – Oktober yang merupakan masa menanam cabai pada umumnya.
       Musim kemarau merupakan musim yang baik untuk menanam cabai namun penanaman cabai yang hanya dilakukan pada musim kemaru saja dan panennya juga pada musim kemarau sangat berdampak terhadap harga dari cabai itu sendiri. Padahal budidaya cabai juga dapat dilakuakan di musim hujan. Dapat menanam cabai diluar musim tanamnya yakni pada musim penghujan merupakan salah satu idaman bagi para petani cabai. Hal ini dapat menjadi kenyataan jika hambatan-hambatannya dapat dihindari dan dapat ditanggulangi. Ternyata menanam cabai dimusim hujan tidak tertutup kemungkinannya.
            Untuk penanaman diuar musim ini, dapat dilakukan dengan membuat peneduh bedeng dengan atap plastik putih tembus cahaya. Model atapnya dapat dibuat satu sisi atau dua sisi. Sedang tinggi atap dari bedeng dapat dibuat 2-3 m. Adapun lebarnya dapat dibuat 1-3 m sehingga tiap bangunan atap dapat meneduhi 1 sampai 3 lajur bedeng. Sementara itu, panjang atap dapat disesuaikan dengan panjang bedeng. Atap-atap tersebut dapat dipasang dengan membuat kerangka–kerangka penyangga dari bilah bambu dan plastik peneduh diletakkan diatasnya. Dengan adanya atap plastik tembus cahaya ini, maka cahaya matahari dapat diterima oleh tanaman untuk melangsungkan fotosintesis sementara itu jika hujan turun tidak akan membasahi bedeng secara langsung.
Dengan atap saja, memang tidak cukup karena limpahan air hujan mungkin cukup banyak. Untuk itu bedeng tempat menanam cabai dapat ditutup dengan menggunakan mulsa plastic baik yang trasnparan maupun yang berwarna hitam perak (Anonim). Yang bertujuan untuk mencengah tercucinya pupuk oleh air hujan, menghambat pertumbuhan gulma, mencegah cabai terpercik iar hujan dari tanah yang menyebabkan cabai busuk. Selain itu, parit-parit dan selokan pembuangan air dapat dibuat lebih dalam dan bedengnya dibuat lebih tinggi dengan demikian, meskipun air menggenangi parit-parit dan selokan,tidak banyak berpengaruh karena selokan dan parit cukup dalam dan bedengnya cukup tinggi.
       Akan lebih baik lagi jika lebar bedeng di buat lebih sempit Disamping itu, perlu diusahakan agar air  yang menggenang dalam parit maupun selokan dapat segera dikeringkan. Di lain pihak penyemprotan pestisida pemberantas penyakit, terutama penyakit oleh cendawan perlu diberikan lebih intensif. Bertanam cabai di luar musim tanam yaitu di musim hujan memang memiliki kelemahan-kelemahan diantaranya.
1.      Ancaman serangan penyakit lebih besar dari pada penanaman di musim kemarau. Hal ini disebabkan karena pada musim hujan terdapat air yang melimpah sehingga kalau dibiarkan akan menyebabkan cabai menjadi busuk baik pada buah maupun gangguan pada tanaman sendiri. Penyakit tanaman cabai dapat dibagi menjadi 2 kelompok yaitu penyakit parasit dan non parasit. Penyakit parasit disebabkan oleh bakteri, cendawan, virus, riketsia, mikoplasma, viroid, gangan, benalu dan tali putrid.sedangkan penyakit non parasit disebabkan oleh kekurangan unsure hara, sinar matahari dan sebagainya.  seperti penyakit penyakit yang miucul pada musim hujan iniini dapat diatasi dengan cara membuat bedengan yang lebih tinggi, melakukan penyemprotan, pemberian mulsa plastic transparan untuk mengurangi percikan tanak ketika hujan, serta dapat meningkatkan suhu tanah dan dapat mematikan bakteri serta candawan dan pemeliharaan yang intensif.
2.      Daya tahan cabai hasil panen pada musim hujan biasanya lebih rendah, dari hasil penanaman di musim kemarau dan
3.      Mutu dari cabai yang ditanaman di musim hujan lebih rendah dari cabai yang ditanam pada musim kemarau yakni cabai lebih cepat busuk karena kandungan air yang relative lebih banyak dari musim hujan dan hal ini memerlukan penanganan yang lebih intensif ketika pasca panen.
Meskipun terdapat kelemahan-kelemahan dalam sistem penanaman cabai di luar musim, tetapi terdapat pula beberapa keuntungan dari penanaman di luar musim ini yaitu, harga cabai pada saat musim hujan (di luar musim tanam) jauh lebih tinggi dari harga cabai pada musim tanam biasa. Harganya dapat mencapai 4-5 kali harga cabai di musim panen bahkan pada awal musim tanam cabai harganya dapat mencapai 40 sampai 60.000,00. Selain itu valaupun jika dilihat dari segi volume (jumlah)  cabai hasil penanaman pada musim penghujan, relatif lebih kecil dibanding dengan penanaman pada musim kemarau. Namun bobotnya justru lebih tinggi. Sebab kadar air buah cabai pada musim penghujan, memang lebih tinggi dibanding buah yang dihasilkan pada penanaman pada musim kemarau. Bobot yang relatif lebih tinggi ini,tentunya akan memberikan dampak keuntungan yang lebih besar bagi para petani.
3.3  Cara penanganan penyakit cabai dengan menggunakan lengkuas dan daun sirsak
Penaman cabai dimusim hujan memang sedikit sulit dimana pada musim hujan banyak penyakit yang mengganggu cabai. Penyakit yang biasaya muncul dimusim hujan adalah busuk buah, daun dan cabai menjadi kriting, thrips, dan antraknosa sehingga petani harus bekerja ekstra untuk menangani masalah ini. Adapun cara tradisional yang murah dan ramah ligkungan yang dapat diterapkan dalam mengatasi penyakit cabai adalah dengan menggunakan ekstrak lengkuas dan daun sirsak.
Untuk mengatasi penyakit Antraknosa(Antracnose) yaitu suatu penyakit yang disebabkan oleh jamur C. capsici. Penyakit ini menyerang cabai pada musim hujan yang menyebabkan buah cabai baik yang muda atau yang tua menjadi busuk secara tradisional dapat diatasi dengan menggunakan ekstrak lengkuas. Adapun ramuan untuk mengendalikan penyakit Antraknose yiatu dengan menggunakan lengkuas sebanyak 1 kg dan air 2 liter .Cara Pembuatan ramuan pengendali Antraknosa ini sangat mudah yaitu: pertama iris rimpang lengkuas, tempatkan pada niru dan jemur sampai kering. Kemudian cincang rimpang lengkuas sampai kecil-kecil. Selanjutnya masukkan 2 L air ke dalam panci suling, panaskan dengan nyala api yang kecil dengan kompor gas/kompor minyak, lalu masukkan rimpang lengkuas tadi ke dalam panci penguapan. Air hasil sulingan ditampung pada beaker glass. Semprotkan air sulingan tersebut dengan kosentrasi 15 % pada tanaman yang terserang Antraknose secara merata. Waktu untuk penyemrotan sebaiknya dilakukan pada  sore hari
Selain penyakit antraknosa, tanaman cabai juga sering diserang serangga, salah satunya adalah Trips. Trips adalah suatu penyakit pada cabai yang dsebabkan oleh serangga. Trips pada cabai secara tradisional dapat diatasi dengan menggunakan daun sirsak. Adapun ramuan untuk mengendalikan trps pada cabai terdiri dari daun sirsak, deterjen dan sabun colek. Cara pembuatannya juga sangat mudah yaitu: pertama daun sirsak ditumbuk halus dicampur dengan 5 liter air dan diendapkan selama 1 malam. Keesokan harinya larutan disaring dengan kain halus. Setiap 1 liter hasil saringan diencerkan dengan 10-15 liter air. Larutan siap disemprotkan ke seluruh tanaman cabai.
4.      PENUTUP
4.1  Simpulan
Berdasarkan pembahasan tersebut, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
2.      Cabai memiliki syarat tumbuh yaitu hidup pada daerah yang beriklim kering dengan suhu agak panas, dimana suhu rata-rata tahunannya yang baik adalah 300C. Jenis tanah yang baik untuk budidaya bawang merah adalah regosol, grumosol, latosol, dan aluvial, dengan pH 5.5 – 7.
3.      Budidaya cabai dapat dilakukan di luar musim tanam yaitu pada musim hujan walaupun masih banyak hambatannya. Cara yang dapat dilakukan untuk menanggulanginya adalah membuat peneduh bedeng dengan atap plastik transparan tembus cahaya, menggunakan mulsa plastic, dan mengatur tinggi bedeng.
4.      Penyakit yang menyerang cabai pada musim hujan dapat diatasi dengan menyemprotkan larutan yang berisi ekstrak lengkuas untuk membasmi penyakit antraknosa, dan untuk hama misalnya Trips dapat diatasi dengan menggunakan daun sirsak.
4.2  Saran
Saran yang dapat penulis sampaikan dalam artikel ini adalah sebaiknya para petani cabai khususnya yang ada di Bali mencoba melaksanakan alternatif-alternatif baru dalam bercocok tanam agar produksi cabai dapat stabil disebanjang musim, sehingga fluktuasi harga dapat dikendalikan. Sehingga dapat memenuhi kebutuhan konsumen dan menmbah pengkasilan para petani. 

Daftar pustaka
Anonim.2010. Budidaya Cabai Pada Musim Penghujan. Dalam website: http://foragri.blogsome.com/budidaya-cabai-pada-musim-penghujan/ diakses pada tanggal 22 November 2010.
Anonim. Teknik budidaya Cabai Hibrida Sistem Mulsa Plastik. Dalam website: http://kebunwhy.8m.com/cabai.html. diakses pada tanggal 22 November 2010
Pracaya, Ir.1993.Bertanam Lombok. Kasinius. Yogyakarta.
Purnomo, Eko. 2010. Wirausaha Budidaya Cabai Merah
(Capsicum annum L.) dalam Website:http://teknis-budidaya.blogspot.com/2007/10/budidaya-cabai.html diakses pada tanggal 22 November 2010
Samadi, Budi.1997.Budidaya Cabai Merah Secara Komersial. Yayasan Pustaka Nusantara. Yogyakarta
Wikipedia. 2010. Cabai. Dalam website:       http://id.wikipedia.org/wiki/Cabai diakses pada         tanggal 22 November 2010.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar